Sabtu, 16 Maret 2019

Resensi Novel : Senandung Bisu karya Aguk Irawan

Adakah Surga dalam Keluargamu?




Judul Buku : Senandung Bisu
Penulis : Aguk Irawan
Penerbit : REPUBLIKA
Tahun Terbit : 2018
Tebal Halaman : VIII + 388 Halaman

Pasangan suami istri, Dlori dan Zulfin mempercayai pepatah lama "banyak anak banyak rejeki". Hal itu dibuktikan dengan lima anak yang dimilikinya. Tentu saja hal tersebut menimbulkan kasak-kusuk warga di Desa Siwalan. Ditambah dengan panen Dlori yang sukses besar, membuat mulut Wuryani tak berhenti menggunjing keluarga tersebut.

Dalam Karya-karyanya, Aguk Irawan selalu tampil mempesona. Mengupas habis kehidupan muslim. Seperti dalam novel "senandung bisu" ini yang menghadirkan realita melalui intrik-intrik dalam kehidupan bertetangga maupun berkeluarga yang menyayat hati. Meskipun terkesan bertele-tele novel ini membuat setiap orang yang membaca terbawa suasana hingga meneteskan air mata karena haru melihat kehidupan Rahim yang diperlakukan tidak adil. Usaha-usahanya untuk mendapatkan kasih sayang orang tua harus Ia telan mentah-mentah. Ditambah lagi kelahirannya yang tak diharapkan.

Iri hati dan dengki merupakan penyakit hati yang mematikan.  Lima anak yang mereka miliki, namun bukan berarti semuanya dianggap. Rahim si bungsu menjadi korban ketidakadilan kedua orang tuanya. Tak diberi makan secara layak, tak dibiayai pendidikannya, disuruh bekerja seharian. Malang sekali nasibnya.

Begitulah cerita ini dimulai, dari benih iri dan dengki yang menjelma menjadi neraka dalam keluarga. Seharusnya keluarga menjadi tempat berteduh kala dunia luar tak mampu memberi kehangatan, namun jelas fungsinya berbeda seratus delapan puluh derajat bagi Rahim. Ia tak tahu dan tak mampu menerka apakah surga ada di setiap telapak kaki ibu?

Novel ini memberikan pemahaman terhadap kita, untuk menjadi muslim yang sebenar-benarnya, tidak mudah terlena, karena terlena membuat hati lalai dan kelalaian membuat kita goyah. (hal 336). persuasi untuk mengamalkan cinta kasih Ilahi serta penyerahan diri yang sebenar benarnya kepada sang maha pencipta nampak sekali melalui kehidupan Kyai Na'im.

Penulis memberikan sentilan-sentilan tajam di setiap kesempatan dihubungkan dengan rentetan tragedi yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Membuat miris sekaligus merinding karena takjub dengan alurnya.

Aguk Irawan menghadirkan dakwah dalam novel tanpa terkesan menggurui. Membuat kita membuka mata bahwa hidup berkeluarga adalah amanah yang harus diemban. Terutama dalam memberikan kasih sayang yang seadil-adilnya terhadap anak-anak kita.

Novel "Senandung Bisu" ini diperuntukkan bagi orang tua, maupun calon orang tua. Sekaligus memberikan ajakan untuk menghindari sifat angkuh, iri, dan dengki. Demi menjaga harkat kita serta kelestarian iman yang nantinya kita pertanggungjawabkan di hadapan sang pencipta.

Peresensi : Kelvin Wijaya

1 komentar: